Rabu, 09 Januari 2013

Sahabat Terbaik

           Ketika itu malam begitu indah, banyak bintang bertebaran di langit yang terlihat dari jendela kamar Lala. Ia memandanginya sampai ia merasa mengantuk. Ia pun menutup jendela kamarnya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan mulai memejamkan matanya.
            Keesokan harinya, di pagi yang cerah, dengan perasaan semangat Lala melangkahkan kakinya untuk pergi ke kampus, karena hari ini hari pertama ia kuliah di semester yang baru. Bertemu dengan teman baru dan suasana yang baru pula.
            Sesampainya di kampus Lala bertemu dengan temannya sewaktu SMA yaitu Sasa.
“hai Sa..” sapa Lala kepada Sasa.
“hai La. apa kabar kamu?” Tanya Sasa.
“aku baik kok. Kamu kelas apa sekarang?” Tanya Lala
“aku di kelas 06 sekarang, kamu?” Sasa balik bertanya.
“aku juga di kelas 06. Waaaahhhh kita sekelas. Untung deh ada yang aku kenal, kalau engga.. aduuuhhhh ngga tau deh gimana.” Tegas Lala.
Kemudian mereka menuju kelas mereka yang baru sambil terus mengobrol.
Sesampainya mereka di kelas, mereka mengintip dari balik pintu, ternyata kelas tersebut masih lumayan sepi. Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu di koridor depan kelas mereka.
Tak lama kemudian dosen mereka pun datang. Mereka kemudian mengikuti dosen tersebut masuk ke kelas. Sesampainya di dalam mereka merasa asing, karena semua orang yang ada di dalam tak ada satu pun yang mereka kenal. Setelah mata kuliah pertama selesai mereka berdua mulai membaur dengan teman – teman yang lain. Saling berkenalan dan bertukar nomor handphone.
  Dari sekian banyak teman di kelas 06 hanya beberapa yang dekat dengan Lala. Bukan tidak mau berteman atau memilih - milih teman, tetapi kecocokan dalam berbicara dan bertukar pikiran pulalah yang menyebabkan setiap orang memiliki kelompok sendiri. Bukan geng lho. Mereka adalah Sisi, Riri, Lili dan tentu saja Sasa. Mereka sering sekali melakukan kegiatan bersama. Tidak hanya sekedar belajar bersama, mereka juga sering hangout, liburan, bahkan ke salon bersama.
Mereka bisa dibilang kompak dalam melakukan apapun. Kemanapun mereka pergi pasti selalu bersama. Tetapi kekompakan mereka pun tidak selalu berjalan mulus. Namanya berteman tidak akan selalu baik. Ada kalanya mereka juga bertengkar kecil lalu kemudian kembali baik. Mereka menamai kelompok mereka dengan nama tori-tori. Tidak ada spesifikasi khusus kenapa mereka menamai kelompoknya seperti itu. Hanya agar mudah diingat saja. Tetapi mereka bukanlah sebuah geng. Mereka hanya perkumpulan biasa.
Satu semester mereka lalui dengan banyak suka – duka. Tetapi hal itu lah yang membuat mereka semakin kompak. Pada suatu hari toritori mempunyai rencana untuk berlibur. Mereka ingin berlibur ke daerah puncak. Kebetulan pada waktu itu Sasa sedang dekat dengan salah satu pria di kelas, yaitu Simon.
Hari yang ditunggu pun datang, agar lebih mudah mereka memutuskan untuk berkumpul di kampus saja. Meraka pergi dengan mengendarai mobil Simon. Tidak hanya toritori yang pergi berlibur, mereka juga mengajak Hary, Yana dan Coki. Karena pada saat itu mereka berteman cukup dekat. Maka pergilah mereka berlibur bersama.
Begitu memasuki kawasan puncak.
“mau kemana nih kita?” Tanya Simon.
“tau mau kemana nih? Ke atas langsung apa mau ke kebun teh dulu?” tambah Sasa.
“ngga tau bingung kita mau kemana. Enaknya kemana ya? Kebun teh kayaknya seru tuh.” Kata Coki.
“yaudah ke kebun teh nih ya kita? Pada mau ngga?” Tanya Simon memastikan.
“yaudah setujuuuuu!” seru yang lain.
Akhirnya mereka pergi ke kebun teh.
 Sesampainya di kebun teh, mereka bingung mau ngapain disana. Akhirnya mereka hanya keliling tempat tersebut, lalu kemudian duduk di bangku – bangku yang disediakan disana.
“kenapa pada diam disini? Udah sana lanjut lagi main – mainnya” kata Simon
“kita bingung mau ngapain lagi disini. Cuma begini – begini aja tempatnya. Semuanya sama. Dimana – mana pohon teh.” Kata Sisi
“ya namanya aja udah kebun teh Si… masa mau ada jetcoaster disini. Yang bener aja sih” kata Sasa menimpali
“yaudah kita jalan ke atas aja yo.. kayaknya lebih bagus pemandangan dari atas deh.” Ajak Yana kepada yang lain.
“ayooooo…” kata pria – pria yang ada disana.
Sementara para laki-laki senang mendaki kebun teh, perempuan – perempuan yang lain merasa malas, capek, karena puncak tertinggi kebun teh tersebut lumayan tinggi.
“ehhhh… pelan-pelan kenapa jalannya. Kan capek kita” ucap Lala kepada para lelaki yang sejak tadi terus berjalan dengan semangat.
“iyaaaa… ihhh ga setia kawan banget sih kalian. Masa kita ditinggal.” Kata Riri menyetujui.
Akhirnya para lelaki itu pun mengalah dan menunggu para wanita yang sejak tadi berjalan lambat karena sudah kelelahan.
            Setelah bosan berkeliling dan berfoto di kebun teh mereka semua memutuskan untuk pulang, agar tidak terlalu malam. Tetapi sebelum pulang mereka mampir ke restaurant terlebih dahulu karena mereka lapar sejak siang belum makan.
            Keesokan harinya di kampus mereka di cuekin oleh teman – teman yang lain. Mereka merasa iri karena toritori pergi rekreasi tidak mengajak yang lain. Padahal itu acara dadakan yang hanya direncanakan dua hari sebelum pergi. Kalaupun mereka mengajak yang lain belum tentu juga mereka mau ikut pergi.
            Setelah kejadian itu toritori dan teman sepermainan tidak merasa kapok untuk pergi berekreasi hanya dengan teman-teman dekat saja. Mereka hampir tiap bulan melakukan acara rekreasi bersama. Tetapi tidak ketempat yang jauh dan mahal. Paling tidak mereka selalu mengunjungi Puncak saat pergi bersama. Kadang juga mereka pergi ke pantai dan tempat – tempat rekreasi lainnya.
            Lama kelamaan toritori dan teman sepermainannya merasa makin di jauhi oleh teman-teman yang lain. Ternyata ada yang mengadu domba mereka semua. Yaitu Yeyen. Dia selalu memutar balikkan fakta. Apa yang kita ucapkan akan diganti olehnya dan membuat hubungan dengan teman – teman yang lain semakin renggang. Sebelumnya Yeyen ini termasuk teman dekat dengan toritori. Tetapi entah kenapa Yeyen bisa melakukan ini.
            Masa-masa ini sempat membuat toritori terpuruk. Mereka jadi malas untuk pergi kuliah. Jadi merasa di kucilkan di kelas, tidak ada yang menyapa mereka kecuali teman – teman dekat.
“yaudah yang sabar aja kalian yaa.. ga selamanya seperti ini ko. Pasti nanti akan ada waktunya kalian bersinar dan baik kembali dengan mereka semua” kata Yana memberikan semangat.
“iya Na.. semoga kita bisa lalui semua ini ya. Semoga ngga lama deh masalah ini.” Kata Sasa.
“yaudah sekarang gini aja deh.. kalau memang kalian udah ngga sanggup lama – lama kayak gini lebih baik omongin aja deh. Biar sama – sama enak dan masalah selesai. Daripada diem-dieman gini ngga enak.” Kata Coki menambahkan.
“ya tapi kalau di omongin kita ngga tau mana yang bener. Siapa tau Yeyen bohong soal semua ini. Atau dia Cuma ngada – ngada aja. Kan kita belum tau. Jadi mending nanti dulu deh” tambah Sisi.
“yaudah kalau memang mau kayak gitu. Nanti juga lama – lama mereka baik lagi ko. Asal kaliannya juga jangan terus – terusan cuek. Kalian juga harus aktif dekati mereka. Ya walaupun mereka ngga merespon tapi setidaknya ada etika baik dari kaliannya.” Tambah Yana.
            Lama kelamaan katahuan juga kalau Yeyen lah dalang dari semua konflik panjang ini. Setelah Sasa berhasil tanpa sengaja bicara kepada Neni tentang masalah ini. Setelah kejadian itu akhirnya mereka bisa kembali seperti dulu lagi. Saling bertegur sapa, mengerjakan tugas bersama walaupun masih terlihat kecanggungan yang ada, tetapi setidaknya mereka sudah bisa bernafas lega karena ternyata apa yang di bicarakan Yeyen hanyalah bohong.
            Sekarang mereka sudah bisa lebih berbaur walau hanya untuk keadaan – keadaan tertentu saja, tetapi setidaknya hubungan mereka saat ini lebih baik dari sebelumnya. Walau masih banyak yang bilang kalau toritori ini merupakan sebuah geng. Karena tidak pernah orang – orang disekitar melihat mereka tidak bersama – sama. Kemanapun mereka pergi pasti selalu bersama. Karena mereka sudah merasa sudah bukan hanya sekedar teman atau sahabat saja. Tetapi torotori merupakan sebuah keluarga yang susah senang akan selalu bersama. 

Nama        : Yunianingsih Laila
NPM        : 18110775
Kelas        : 3KA06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar