Jumat, 30 September 2011

KOTA HUJAN atau KOTA ANGKOT

Bogor, mendapatkan julukan sebagai kota hujan karena intensitas turun hujan di kota ini terbilang cukup signifikan. Karena tidak hanya pada musim hujan saja hujan dapat turun deras, tetapi musim kemarau pun hujan bisa turun dengan deras di kota ini. Udaranya pun sejuk, masih banyak pepohonan di pinggir jalan. Ditambah lagi adanya taman seluas ±87 hektar yang orang lebih mengenalnya dengan nama Kebun Raya Bogor menambah kesejukan tersendiri dari kota ini.
Berjalan siang hari di kota Bogor terasa sejuk, nyaman, udara pun terasa sangat segar. Tapi bandingkan dengan sekarang, udara sangat kotor, panas, polusi dimana – mana. Sudah jarang di temukan pohon hijau tumbuh di pinggir jalan. Sekarang yang ada adalah angkot – angkot hijau yang “berserakan” dimana – mana. Banyak dibangun pusat – pusat perbelanjaan, gedung – gedung, pembangunan flyover tanpa di dukung penataan yang baik.
Perubahan yang sangat terasa dari kota Bogor adalah semakin bertambahnya angkutan kota. Sehingga untuk berjalan secara nyaman saja sekarang sulit. Karena para supir angkot mengemudikan mobilnya tanpa aturan, dan tidak sedikit pula angkot yang menunggu mobilnya penuh di sembarang tempat. Itu membuat banyak pejalan kaki tidak nyaman dengan keadaan ini.
Seperti yang terlihat setiap hari di sekitar tugu kujang yang merupakan pusat kota. Jalanan menjadi macet, karena banyak angkot yang menunggu mobilnya penuh. Di setiap mall pun angkot selalu menghalangi mokendaraan pribadi maupun pejalan kaki untuk masuk mall tersebut. Selain itu saat mengemudikan mobilnya para supir angkot ini kadang ugal – ugalan, sehingga mengganggu pengemudi yang lainnya. Tidak jarang pula mereka menjadikan jalanan sebagai ajang trek – trekan dengan sesama supir angkot. Selain mengganggu pengguna jalan yang lain juga menimbulkan ketidak nyamanan para penumpang.
Memang saat ini Bogor pun telah mempunyai Busway sendiri, atau di Bogor sendiri diberi nama Trans Pakuan. Yang konon katanya ramah lingkungan. Tetapi itu tidak mengurangi kepadatan angkot. Angkot hijau tidak berkurang sama sekali. Yang ada hanya menambah ramai jalanan Bogor tanpa menanggulangi kemacetan. Memang saat ini Bogor sudah tidak jauh beda dengan Jakarta. Bogor telah ikut menjadi kota metropolitan setelah Jakarta. Sudah hampir sulit membedakan Bogor dan Jakarta.
Mungkin kalau saja angkot di kota ini agak dikurangi Bogor akan kembali seperti dulu dengan hijaunya pepohonan bukan dengan hijaunya angkot. Tetapi tentu saja ini harus didukung oleh kesadaran masyarakat untuk membantu menghijaukan kota Bogor.
Apakah Bogor akan tetap menjadi kota angkot atau kembali menjadi kota hujan yang sejuk seperti dulu? Kesadaran masyarakatlah yang akan merubah semua. Dari hijaunya angkot kembali menjadi hijaunya tumbuhan. Bukan hanya untuk penyejuk, tetapi juga untuk resapan air hujan, sehingga tidak ada lagi kekeringan saat kemarau panjang.

NAMA : YUNIANINGSIH LAILA
NPM : 18110775
KELAS : 2KA06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar