Jumat, 30 September 2011

RESENSI NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN

RESENSI NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN
Judul Buku : Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Published
Tahun Terbit : 2008
Tebal : 228 + x halaman 19 cm
Novel ini merupakan kisah nyata dari seorang gadis berusia 13 tahun yang bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau biasa dipanggil Keke, gadis yang cantik, pintar, yang menderita penyakit kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Kanker ini menyerang bagian wajahnya yang menjadikannya seperti monster. Dokterpun sudah memprediksikan bahwa umurnya sudah tidak lama lagi.
Keke seorang gadis yang cantik, pintar, ia juga sosok yang ceria. Keke anak ke-3 dari 3 bersaudara. Ia mempunyai 2 kakak laki-laki yang bernama Chika dan Kiki. Keke merupakan satu – satunya wanita di rumahnya. Ayah dan ibunya sudah bercerai tetapi masih berhubungan baik walau ibunya telah mempunyai keluarga baru.
Kisahnya dimulai saat kakaknya Kiki sakit mata. Setelah beberapa hari sakit mata kakaknya menghilang. Tetapi suatu pagi saat bangun tidur Keke merasa ada yang aneh matanya terasa perih. Ketika melihat dicermin teryata matanya memerah. Keke mengira ia tertular penyakit kakaknya karena saat kakaknya sakit ia sering meledeknya ia berpikir mungkin ini karma karena sering meledek kakak Kiki. Saat ayahnya tau keadaan Keke ayah sedikit panik bagaimana bisa Keke tertular penyakit tersebut karena selama ini Keke termasuk anak yang tidak pernah sakit. Dan ayah menawarkan untuk pergi ke dokter sepulang sekolah nanti.
Tetapi kunjungan ke dokter di tundanya karena di sekolah ada pertandingan voli seleksi bela kelas. Saat akan bertanding Keke merasakan ada yang aneh dengan hidung sebelah kirinya karena terasa sumpek dan tidak bisa bernafas. Tapi ia mencoba bertahan . cuaca siang itu sangat panas yang membuatnya menjadi lemas, tapi ia tidak mau menunjukkanya pada teman timnya. Pada saat pertengahan pertandingan ada teman yang memberitahunya bahwa ia mimisan. Lalu ia mulai tersadar ternyata kaosnya sudah penuh dengan darah mimisan. Lalu ia dan teman – temannya pergi ke toilet untuk membersihkan darah yang ada di hidungnya dan membawanya ke UKS.
Setelah kejadian itu Keke lalu di jemput ayahnya dan dibawa ke dokter karena ayahnya menduga Keke mengalami sinus. Karena ia merasa semakin sesak dan sulit untuk bernafas. Keke bertemu dengan dr. Adi di rumah sakit, dr. Adi merupakan dokter pribadi keluargnya. Setelah itu Keke diberikan resep obat untuk ia minum selama 5 hari ke depan.
Setelah beberapa hari mata Keke tidak juga sembuh dan terus memerah bahkan mulai mengeluarkan air mata dan terasa perih. Hidungnya pun jadi lebih sering mimisan dan ia jadi semakin kesulitan dalam bernafas karena hidung sebelah kirinya benar – benar mati rasa. Lalu Keke dan ayahnya memeriksakan keadaan Keke ke dokter THT. Lalu bertemu dengan Prof. Lukman seorang dokter THT terbaik di rumah sakit tersebut. Pada saat pemeriksaan keke dan ayahnya bingung karena keke diajak menuju laboratorium dan melakukan proses pemeriksaan yang begitu rumit. Dan hasil dari pemeriksaan tersebut hanya di beritahukan Prof. Lukman kepada ayahnya saja, sedangkan Keke disuruh menunggu di luar. Ayah begitu terkejut bahwa anaknya itu menderita kanker jaringan lunak atau Rabdomiosarkoma.
Setelah mendengar berita itu ayah langsung menanyakan bagaimana cara mengobati penyakit tersebut. Lalu prof. Lukman memberahukan prosedur pengobatan yang harus dilakukakan. Langkah yang harus dilakukan adalah operasi untuk mengangkat kanker tersebut, karena kanker tersebut mudah membesar hanya dalam hitungan hari saja. Tetapi ayah tidak menyetujuinya karena operasi itu dilakukan dengan cara memotong tulang pipi lalu mata dan yang terakhir mengangkat sebagian dari wajah pasien sehingga membuat Keke akan kehilangan sebagian wajah kirinya.
Tetapi ayah tidak ingin wajah Keke yang cantik itu rusak, maka ayah mencoba mencari pengobatan alternative ke seluruh Indonesia. Sampai ia dipertemukan oleh prof. Mukhlis dan disarankan untuk melakukan kemoterapi. Akhirnya mereka menyetujuinya. Setelah 6 kali Keke melakukan kemoterapi ia dinyatakan sembuh. Kanker itu telah hilang dari wajahnya, dan ia sudah dapat melakukan kehidupannya kembali dengan normal. Ia bisa bersekolah lagi dan bermain bersama temen – temannya dan juga kekasaihnya Andy. Selama Keke sakit teman – teman dan kekasihnya memang selalu setia menemani.
Dan suatu malam ia bermimpi aneh, ia bermimpi kanker itu datang kembali. Dan setelah mimpi itu ia merasakan hal yang aneh kembali terjadi. Sama seperti pertama kali kanker itu datang. Lalu mereka memeriksakan keadaan Keke pada prof. Mukhlis. Dan ternyata benar kanker itu datang kembali dan berpindah menjadi di bagian mata pelipis sebelah kanan. Lalu mereka melakukan prosedur yang sama yaitu kemoterpi.
Tetapi kemoterapi kali ini tidak berjalan semulus yang pertama karena setelah dilakukan kemoterapi mulut dan tenggorokan keke dipenuhi oleh radang yang membuatnya kesulitan untuk bernafas dan berbicara. Dan prof. Mukhlis pun memutuskan untuk tidak melajutkan kemoterapi ia pun sudah menyerah dengan penyakit Keke. Tetapi ayah tidak menyerah begitu saja ia memutuskan untuk terbang menemui dokter di Singapura dan membawa semua berkas – berkas pengobatan Keke.
Sampai di Singapura ayah bertemu dengan prof. Peng Shuai. Setelah melihat kondisi Keke dari catatan diagnose dokter sebelumnya prof. Peng tidak optimis tetapi ia ingin mencoba menyelamatkan nyawa Keke. Awalnya Keke menolak untuk berobat ke Singapura tetapi akhir ya ia mau juga untuk berangkat kesana. Sampai disana ia langsung bertemu dengan prof. Peng, tetapi prof. Peng pun mempunyai saran yang sama seperti dokter – dokter di Jakarta yaitu melakukan operasi tentu ayah menolaknya, dan mereka pun kembali ke Jakarta.
Semakin hari wajah Keke semakin membesar. Dan dari apa yang ia ketahui dari prof. peng ternyata kanker itu telah menyebar hingga ke paru – paru dan juga otak. Hari demi hari berlalu kanker itu sudah mulai menyebar ke seluruh bagian tubuhnya. Mulai dari kepala yang terus tertekan, hidung yang mulai kehilangan kepekaannya, serta paru – paru yang terus mengeras dan terasa sulit bernafas. Dan dokterpun berkata pada ayah bahwa hidupku sudah tidak lama lagi. Akhirnya dokter menyuruh ayah untuk mencari pengobatan di Amerika, ayah menyetujuinya walaupun ia tau uangnya sudah habis untuk pengobatan – pengobatan sebelumnya. Tetapi ayah tidak mempedulikannnya, ia akan berusaha agar putrinya bisa sembuh kembali.
Tetapi pihak rumah sakit di Amerika pun sudah tidak sanggup lagi untuk mengobati penyakiknya setelah melihat kiriman email data penyakitnya. Keke koma selama 3 hari setelah dokter menyuntikan obat keras kedalam tubuhnya. Saat ia terbangun ia hanya untuk berpamitan dengan seluruh keluarga yang ada di rumah sakit saat itu. Ia sudah tidak bisa bicara lagi dan pamannya menyuruhnya untuk menulis apa yang ingin ia sampaikan di selembar kertas. Dan ia hanya sanggup menulis “Rukun dan bahagialah ketika Keke pergi …. “
Setelah selesai menulis itu keluarga pun mengikhlaskan Keke untuk pergi. Air mata menjadi tanda terakhir ketika Keke mulai kembali mengantuk. Keke merasa lelah dan ia ingin memejamkan mata kembali, dan tertidur.
Amanat dari buku ini adalah, jangan sia – sia kan hidup karena hidup hanya sekali dan tidak bisa terulang lagi. Lakukan yang terbaik selama kita masih ada di dunia ini.

NAMA : YUNIANINGSIH LAILA
NPM : 18110775
KELAS : 2KA06

KOTA HUJAN atau KOTA ANGKOT

Bogor, mendapatkan julukan sebagai kota hujan karena intensitas turun hujan di kota ini terbilang cukup signifikan. Karena tidak hanya pada musim hujan saja hujan dapat turun deras, tetapi musim kemarau pun hujan bisa turun dengan deras di kota ini. Udaranya pun sejuk, masih banyak pepohonan di pinggir jalan. Ditambah lagi adanya taman seluas ±87 hektar yang orang lebih mengenalnya dengan nama Kebun Raya Bogor menambah kesejukan tersendiri dari kota ini.
Berjalan siang hari di kota Bogor terasa sejuk, nyaman, udara pun terasa sangat segar. Tapi bandingkan dengan sekarang, udara sangat kotor, panas, polusi dimana – mana. Sudah jarang di temukan pohon hijau tumbuh di pinggir jalan. Sekarang yang ada adalah angkot – angkot hijau yang “berserakan” dimana – mana. Banyak dibangun pusat – pusat perbelanjaan, gedung – gedung, pembangunan flyover tanpa di dukung penataan yang baik.
Perubahan yang sangat terasa dari kota Bogor adalah semakin bertambahnya angkutan kota. Sehingga untuk berjalan secara nyaman saja sekarang sulit. Karena para supir angkot mengemudikan mobilnya tanpa aturan, dan tidak sedikit pula angkot yang menunggu mobilnya penuh di sembarang tempat. Itu membuat banyak pejalan kaki tidak nyaman dengan keadaan ini.
Seperti yang terlihat setiap hari di sekitar tugu kujang yang merupakan pusat kota. Jalanan menjadi macet, karena banyak angkot yang menunggu mobilnya penuh. Di setiap mall pun angkot selalu menghalangi mokendaraan pribadi maupun pejalan kaki untuk masuk mall tersebut. Selain itu saat mengemudikan mobilnya para supir angkot ini kadang ugal – ugalan, sehingga mengganggu pengemudi yang lainnya. Tidak jarang pula mereka menjadikan jalanan sebagai ajang trek – trekan dengan sesama supir angkot. Selain mengganggu pengguna jalan yang lain juga menimbulkan ketidak nyamanan para penumpang.
Memang saat ini Bogor pun telah mempunyai Busway sendiri, atau di Bogor sendiri diberi nama Trans Pakuan. Yang konon katanya ramah lingkungan. Tetapi itu tidak mengurangi kepadatan angkot. Angkot hijau tidak berkurang sama sekali. Yang ada hanya menambah ramai jalanan Bogor tanpa menanggulangi kemacetan. Memang saat ini Bogor sudah tidak jauh beda dengan Jakarta. Bogor telah ikut menjadi kota metropolitan setelah Jakarta. Sudah hampir sulit membedakan Bogor dan Jakarta.
Mungkin kalau saja angkot di kota ini agak dikurangi Bogor akan kembali seperti dulu dengan hijaunya pepohonan bukan dengan hijaunya angkot. Tetapi tentu saja ini harus didukung oleh kesadaran masyarakat untuk membantu menghijaukan kota Bogor.
Apakah Bogor akan tetap menjadi kota angkot atau kembali menjadi kota hujan yang sejuk seperti dulu? Kesadaran masyarakatlah yang akan merubah semua. Dari hijaunya angkot kembali menjadi hijaunya tumbuhan. Bukan hanya untuk penyejuk, tetapi juga untuk resapan air hujan, sehingga tidak ada lagi kekeringan saat kemarau panjang.

NAMA : YUNIANINGSIH LAILA
NPM : 18110775
KELAS : 2KA06